Beranda | Artikel
Khutbah Jumat: Beramal Shalih Untuk Menghadapi Fitnah
Rabu, 27 September 2023

Khutbah Jumat: Beramal Shalih Untuk Menghadapi Fitnah ini merupakan rekaman khutbah Jum’at yang disampaikan oleh Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc. di Masjid Al-Barkah, Komplek Rodja, Kp. Tengah, Cileungsi, Bogor, pada Jum’at, 6 Rabi’ul Awal 1445 H / 22 September 2023 M.

Khutbah Jumat: Beramal Shalih Untuk Menghadapi Fitnah

بادروا بالأعمالِ فتَنًا كقطعِ اللَّيلِ المظلمِ ، يصبحُ الرَّجلُ مؤمنًا ويمسي كافرًا ، ويمسي مؤمنًا ويصبحُ كافرًا يبيعُ أحدُهم دينَهُ بعرضٍ منَ الدُّنيا

“Bersegeralah kalian beramal, sebelum munculnya fitnah-fitnah bagaikan bagian malam yang kelam. Di waktu pagi seseorang masih mukmin, di waktu sore dia sudah kafir, di waktu sore ia masih mukmin, di waktu pagi ia sudah kafir. Ia jual agamanya hanya untuk mendapatkan sedikit dari keuntungan dunia.” (HR. Muslim)

Fitnahnya, saudaraku.. sesuatu yang bisa merusak keimanan seorang hamba. Fitnah syubhat berupa pemikiran yang menyesatkan, fitnah syahwat sangat identik dengan kemaksiatan, menjadikan agama seorang hamba luluh lantak, menjadikan keimanan seorang hamba menjadi hancur dan rusak, menjadikan kita semakin jauh dari Allah ‘Azza wa Jalla.

Berapa banyak fitnah itu, kita lihat di zaman ini. Bahkan, inilah zaman yang penuh dengan fitnah. Terkadang kita lihat seseorang, dia diatas keimanan, lalu ia terhempas dengan fitnah itu, kemudian ia pun berubah. Terkadang, seorang yang kita lihat masyaAllah, dia istiqamah diatas iman dan Islam, ternyata terhempas oleh syubhat-syubhat, sehingga kemudian berubahlah akal pikirannya dan manhajnya.

Maka sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam memberikan kepada kita bimbingan dalam hadits ini. Beliau bersabda, “Bersegeralah beramal shalih.” Ini menunjukkan bahwa dimasa yang penuh fitnah, hendaknya kita sibukkan diri kita untuk beramal shalih.

Dalam hadits lain, suatu malam Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bangun dari tidurnya, lalu Beliau bersabda:

سُبْحَانَ اللهِ، مَاذَا أُنْزِلَ اللَّيْلَةَ مِنَ الْفِتْنَةِ، مَاذَا أُنْزِلَ مِنَ الْخَزَائِنِ، مَنْ يُوْقِظُ صَوَاحِبَ الْحُجُـرَاتِ، يَا رُبَّ كَاسِيَةٍ فِي الدُّنْيَا عَارِيَةٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ.

“Subhanallaah, fitnah apa yang Allah turunkan di malam ini dan perbendaharaan apa yang Allah turunkan di malam ini? Siapakah yang mau membangunkan pemilik-pemilik kamar itu? Wahai kaum, berapa banyak orang yang berpakaian di dunia ternyata ia telanjang pada hari Kiamat kelak.” (HR. Bukhari)

Al-Hafidz Ibnu Hajar ketika mensyarah hadits ini mengambil sebuah faidah, bahwa dimasa fitnah hendaknya kita sibukkan untuk banyak bertaqarrub kepada Allah, banyak beribadah kepada Allah, mendekatkan diri kepada Allah, karena amalan itu menguatkan hati-hati kita. Taqarrub kita kepada Allah berupa dzikir, shalat, puasa, dan yang lainnya, menguatkan hati, sehingga hati kita –bi’idznillah– selamat dari fitnah.

Adapun kemudian, kita sibukkan hati kita dengan memikirkan dunia, dengan mengikuti berita-berita viral, dan yang lainnya, sungguh tidak aman hati kita dari fitnah. Apalagi kita sibukkan dengan melihat media sosial, melihat berita-berita, atau mengikuti YouTube, dan yang lainnya. Di sana, ternyata banyak sekali fitnah syahwat dan fitnah syubhat. Kita buka hati kita untuk setiap syubhat yang masuk, sehingga hati kita bagaikan tong sampah, semua masuk dari sampah-sampah yang bisa merusak hati kita. Seorang mukmin, khawatir dan takut sekali agamanya rusak ketika fitnah itu datang.

Dalam hadits yang terdapat dalam Shahih Muslim, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

فتَجِيءُ الفتنةُ فيقولُ المؤمنُ : هذه مُهْلِكَتي . ثم تَنْكَشِفُ ، ثم تجيءُ فيقولُ : هذه مُهْلِكَتي

“Akan datang fitnah, maka si Mukmin berkata: ‘Ini yang akan membinasakan aku.’ lalu kemudian fitnah itu pergi. Lalu datang lagi fitnah berikutnya yang lebih berat, maka si mukmin berkata lagi: ‘Ini yang akan membinasakanku.`” (HR. Muslim)

Dia takut imannya hancur dan rusak. Bagi seorang mukmin, lebih baik dia kehilangan dunia daripada kehilangan iman. Bagi seorang mukmin, keimanan itu segala-galanya, karena itulah modalnya menuju Allah, Rabbul ‘Alamin.

Saat dikuburkan, kita tidak akan membawa harta, tidak akan membawa dunia, tapi membawa keimanan, membawa amalan shalih. Maka, akankah kita gadaikan agama dan keimanan kita hanya karena ingin mendapatkan sedikit dari kehidupan dunia? Sungguh, ini adalah tindakan orang yang tidak berakal. Karena itulah perbekalannya untuk perjalanan yang sangat panjang setelah kehidupan dunia. Adapun dunia adalah kehidupan yang sementara. Setelah kematian, kita menghadapi perjalanan panjang. Kita butuh bekal. Ternyata, bekal kita satu-satunya yang bermanfaat di kuburan dan di akhirat itu kita gadaikan hanya karena ingin mendapatkan sedikit dari kehidupan dunia.

Adakah fitnah yang paling berat saudaraku, ketika seorang hamba menganggap agama dan keimanan sebagai sesuatu yang sampingan, yang tidak bermanfaat, atau kurang bermanfaat? Sehingga ia melihat seakan dunia segala-galanya.

Khutbah Jumat: Beramal Shalih Untuk Menghadapi Fitnah

Seorang mukmin lari dari fitnah. Imam Bukhari meriwayatkan dalam Shahihnya, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

يُوشِكُ أَنْ يَكُونَ خَيْرَ مَالِ الْمُسْلِمِ غَنَمٌ يَتْبَعُ بِهَا شَعَفَ الْجِبَالِ وَمَوَاقِعَ الْقَطْرِ يَفِرُّ بِدِينِهِ مِنْ الْفِتَنِ

“Hampir-hampir sebaik-baik harta seorang muslim adalah kambing yang ia pelihara di puncak-puncak gunung atau di lembah-lembah. Ia lari membawa agamanya dari fitnah.” (HR. Bukhari)

Dia takut apabila mendekati fitnah, hancur agamanya, hancur keimanannya. Dia tidak mau mendatangi tempat-tempat yang banyak fitnah, karena ia takut hatinya akan rusak, keimanannya kepada Allah semakin pudar.

Banyak di antara kita yang tidak merasakan ketika imannya semakin turun. Karena kemunduran iman memang tak terasa. Ketika kita mulai meninggalkan shalat sunnah, mulai meninggalkan membaca Al-Qur’an, mulai meninggalkan shalat tahajud, ketika kita lebih asyik dengan kehidupan dunia, kita tidak sadar bahwa iman kita semakin mundur.

Hanya orang-orang yang menginginkan akhirat yang selalu melakukan muhasabah dirinya, memeriksa keimanan dan hatinya. Karena ia sadar bahwa kehidupan dunia hanyalah sementara. Dia yakin bahwa kita semua pasti akan meninggal dunia.

“Setiap jiwa pasti akan merasakan kematian.” (QS. Ali ‘Imran[3]: 185)

Download mp3 Khutbah Jumat: Beramal Shalih Untuk Menghadapi Fitnah

Jangan lupa untuk ikut membagikan link download “Khutbah Jumat: Beramal Shalih Untuk Menghadapi Fitnah” ini kepada saudara Muslimin kita baik itu melalui Facebook, Twitter, atau yang lainnya. Semoga menjadi pembukan pintu kebaikan bagi kita semua.


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/53389-khutbah-jumat-beramal-shalih-untuk-menghadapi-fitnah/